BOJONEGORO, – Proyek Pembangunan Tebing Penahan Tanah ( TPT) dan Bronjong di Desa Dayu kidul Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro, tak bertuan alias siluman, di lokasi tidak di temukan papan informasi, meski pekerjaan hampir selesai dikerjakan, Jum’at (10/01/ 2025)
Sesuai hasil pantauan awak media ke lokasi, tidak di temukan adanya papan informasi yang menerangkan sebagai transparansi berapa besaran volume dan besaran anggaran untuk proyek pembangunan TPT jalan tersebut.
Sementara, sangat jelas sudah diatur Berdasarkan UU.RI No 14 Tahun 2008 Tentang keterbukaan informasi publik (KIP), Transparansi merupakan salah satu komponen penting.
Salah seorang pekerja proyek saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, pihaknya hanya menjawab dengan singkat “kami tidak tau pak, kami hanya di suruh kerja saja sama pemborongnya untuk kerjaan finishing” ucapnya.
Tidak sampai disitu, dilokasi tim media melihat banyak sekali kejanggalan dalam pelaksanaan kegiatannya, dimana, untuk pemasangan batu bronjong di duga tidak sesuai spesifikasi, pelaksana diduga sengaja mengunakan batu bulat dan juga terlihat untuk pemasangan batu untuk bronjong banyak yang longgar (lobang lobang red).
Warga setempat yang tidak mau di publikasikan namanya juga menyoroti terkait perencanaannya, itu yang paling ujung timur kok tidak di TPT ya, bila hujan tanahnya bisa tergerus dan tanggul desa bisa ambruk lagi” Ucapnya pada media ini.
Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan TPT jalan tersebut kuat dugaan pengerjaanya asal- asalan, sehingga dapat di kategorikan bisa berpotensi merugikan keuangan Negara, setidaknya pihak Dinas terkait yang mengawasi proyek tersebut bisa turun langsung kelapangan, agar bisa memberikan dampak positif untuk proyek TPT yang berada disisi jalan poros Desa ini, serta, tetap mengedepankan kualitas dan bisa di pertanggung jawabkan.
Sampai berita ini di publikasikan, awak media masih mengumpulkan informasi terkait Dinas mana yang menaungi proyek tersebut dan berapa anggaran yang di gelontorkan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, mengingat, dilokasi minim Informasi yang disampaikan ke publik. (Red).