BOJONEGORO- Potret kemiskinan masih begitu nampak di bumi penghasil minyak, dengan APBD terbesar kedua yang menembus 7,4 Triliun, Kabupaten Bojonegoro angka kemiskinan masih pada urutan 11 di Jawa Timur .
Dari pantauan awak Media ini di lapangan , (15 / 09 / 2023) malam, masih banyak kondisi masyarakat yang hidup dibawah kemiskinan, warga tak kenal lelah dalam melakukan aktifitas untuk mengais rezeki demi kebutuhan hidupnya dengan bekerja sebagai buruh perajang tembakau .
Meski sebagai buruh perajang tembakau pada malam hari sampai tengah malam , bahkan menjelang pagi hari , pekerjaan ini tetap di jalani karena tidak adanya pekerjaan yang layak yang bisa menunjang kebutuhan hidupnya .
Bahkan untuk istirahat sangat minim sekali karena pagi harinya harus bekerja di sawah untuk memetik daun tembakau. Kondisi ini masih banyak ditemui meski perubahan Kabupaten Bojonegoro sangat mencengangkan dengan infrastruktur jalan yang besar – besaran dalam pembangunannya, namun tidak di imbangi dengan pengentasan kemiskinan pada warganya.
APBD Bojonegoro yang begitu tinggi tidak bisa membuat warganya mendapatkan penghidupan yang layak seperti amanat UUD ‘ 45.Bahkan penggunaanya sering membuat rakyatnya berdecak kagum , karena kebijakan dari Pemimpinnya yang kurang begitu peduli dengan rakyat kecil .
Semestinya APBD Bojonegoro untuk di nikmati rakyat Bojonegoro bukan untuk warga Kabupaten di luar Bojonegoro . Bupati Bojonegoro Anna Mu ‘awannah sendiri pun mendapat julukan ibu Hibah oleh warganya sendiri .
Kartinah (53) Warga desa Ngorogunung Kecamatn Bubulan misalnya, Ia menuturkan sebagai warga Bojonegoro , sangat menyayangkan atas sikap dan kebijakan penguasanya saat ini yang kurang berpihak kepada masyarakat kecil terutama orang – orang miskin .
Saya bekerja siang malam demi sesuap nasi dan upah yang kami terima juga tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari – hari .
Dengan dua anak yang masih sekolah di SMP dan SMA biaya untuk hidup semakin sulit .
Kalau Pemerintah Daerah mau peduli pada masyarakatnya sendiri , tidak perlu APBD nya di hibahkan ke daerah lain . Apa sih untungnya dengan memberikan anggaran ke Kabupaten luar Bojonegoro ? Sedangkan rakyatnya menjerit merasakan kepiluan hidup ” keluhnya .
Sementara Siswanto pengrajang Tembakau yang di temui awak media ini , menuturkan sebagai pengrajin rajangan tembakau musiman ,Kami berharap Pemerintah Daerah mau peduli terhadap rakyatnya yang saat ini butuh penghidupan yang layak dengan memberikan lapangan pekerjaan .
Meski sering merugi , demi menyambung hidup pekerjaan ini saya lakukan dan juga bisa memberi pekerjaan pada tetangga dekat.
Apapun bentuknya seorang pemimpin harus peduli dan mengerti sendiri kondisi masyarakatnya , jangan hanya menerima laporan anak buah yang nota bene mencari keuntungan pribadi .
Uang rakyat Bojonegoro harus di pakai untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyatnya bukan untuk kepentingan pribadi dan koleganya .
Banyaknya pengangguran akan menambah semakin ekstrimnya kemiskinan di Bojonegoro , ibarat ayam mati di dalam lumbung pangan .” Cetusnya . ( Ag / red ).