BOJONEGORO, -Masih dalam proses pelaksanaan, proyek rehabilitasi jaringan irigasi sungai di Dusun Nemoni Desa Dander, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, sudah ambrol, ada dugaan pekerjaan asal asalan dan melenceng dari rencana.
Bukan hanya soal kualitas konstruksi yang buruk, tetapi juga membuka tabir dugaan lemahnya pengawasan dan potensi praktik korupsi yang merugikan masyarakat.senin,
Proyek yang seharusnya menjadi solusi banjir dan erosi ini, justru menjadi simbol kegagalan pemerintah daerah dalam mengelola anggaran pembangunan. Kerusakan yang terjadi memicu kemarahan warga yang merasa haknya telah dirampas.
“Ini bukan sekedar masalah kualitas, tapi juga soal moralitas. Kemana anggaran yang seharusnya digunakan untuk membangun sungai yang kuat dan tahan lama?” Ucap HR warga pada hari Senin, 24 /11/ 2025.
“Kami menduga ada praktik korupsi yang menyebabkan proyek ini dikerjakan asal-asalan.” Tambahnya.
Walaupun proyek tersebut masih dalam masa pekerjaan, Masyarakat menuntut transparansi dan akuntabilitas dari pemerintah daerah Bojonegoro dan dinas terkait untuk lebih serius dalam pengawasan dan pengambilan keputusan. “Kami ingin pembangunan yang kuat yang mengutamakan mutu tidak asal asalan” Saut warga lain dengan nada geram.
“Ini Uang rakyat yang di buat membangun harus tahu siapa yang bertanggung jawab atas kegagalan proyek ini. Jangan sampai ada yang dilindungi,” ujar salah satu warga setempat.
Kejadian ini menjadi pelajaran buat Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan dinas terkait untuk lebih serius dalam pengawasan dan mengawal setiap proyek pembangunan dengan lebih ketat.
Masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten Bojonegoro harus membuktikan komitmennya dalam memberantas korupsi dan meningkatkan kualitas pembangunan. Jika tidak, kepercayaan masyarakat akan semakin terkikis dan berdampak buruk pada pembangunan di daerah kabupaten Bojonegoro.
Dari papan informasi, proyek tersebut dikerjakan oleh CV, Nusa Utama Raya yang di danai dari APBD Kabupaten Bojonegoro tahun 2025 dengan biaya kurang lebih tiga ratus juta rupiah.
Hingga sampai berita ini dipublikasikan, awak media masih akan terus melakukan konfirmasi pihak terkait apa penyebab ambrolnya proyek irigasi tersebut. ( Red )










