Foto ilustrasi net.
BOJONEGORO,- Setelah mendapatkan cuan dari pembayaran program tanah sistematis lengkap (PTSL), pihak Panitia dan beberapa Perangkat Desa Drajat Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro lansung tancap gas kegiatan tour wisata.
Desas desus kabar yang beredar, tour wisata ini rupanya sudah digadang-gadang oleh pihak Pokmas dan Pemerintah Desa Drajat setelah menyelesaikan program PTSl tahun 2024. Jika dalam kegiatan tour wisata ini memang masuk dalam anggaran biaya pembuatan sertifikat massal, hal ini membuat publik berasumsi bahwa hasil pembayaran program PTSl yang dikelola oleh pihak Pokmas Desa Drajat betul – betul fantastis.
Memang sangat besar, jika dilihat dari sisi perhitungan ulang, setiap pemohon dibebani dengan biaya Rp 600 ribu rupiah , pundi – pundi uang hasil pembayaran program PTSl ini tidak sedikit hampir mencapai 1 Milyar , wajar, jika pihak Pokmas dan Pemerintah Desa Drajat bersenang- senang menikmati liburan apalagi momentum liburan natal dan tahun Baru..
Namun berbalik arah, apa yang didapat dari pembayaran program PTSl ini, rupanya saat melakukan proses pembayaran, pihak pemohon hanya diberikan selembar kwitansi kosong tanpa adanya tanda tangan dari panitia pokmas. Ini memicu timbulnya asumsi buruk oleh masyarakat setempat, jika proses pembayaran saja tidak jelas, pengelolaan dan penggunaan anggaran pada program PTSl ini juga diduga tidak jelas” tuturnya, Pada Wartawan (20/12/24).
Keberangkatan tour wisata yang dilakukan oleh pihak Pokmas dan Pemerintah Desa Drajat adalah puncaknya, masyarakat menilai bahwa perolehan anggaran biaya pembuatan sertifikat massal ini dinikmati oleh beberapa kelompok yang berada dibawah naungan Kepala Desa.
Tadi panitia PTSL dan Pemerintah Desa Drajat berangkat wisata ke malang mas “ucap warga.
Hingga berita ini ditayangkan, awak media masih mencoba konfirmasi kepada Ketua dan Bendahara PTSL Desa Drajat Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro soal biaya pengelolaan program PTSl.(Red).