Ragam  

Tiga Calon Rebut Ketua PWI Bojonegoro, Sasmito Anggoro Resmi Terpilih 

admin
IMG 20251203 WA0007

BOJONEGORO – Suasana demokrasi organisasi terasa kuat dalam Konferensi III Persatuan Wartawan Indonesia Bojonegoro yang digelar di MCM Hotel and Resto, Jalan Pemuda, Bojonegoro. Kegiatan ini dihadiri jajaran pengurus PWI Jawa Timur, pejabat daerah, serta puluhan anggota.

Ketua Panitia, Nurkozim, dalam laporannya menyebutkan bahwa sebanyak 20 anggota menggunakan hak pilihnya, terdiri dari 11 anggota biasa dan 9 anggota muda. Dari proses penjaringan, muncul tiga nama bakal calon ketua, yakni Sasmito Anggoro (SuaraBojonegoro.com), Andik Setyobudi (Radio Elshinta), dan Parto Sasmito (Nawacita.co).

Proses pemilihan berlangsung lancar. Hasilnya, Sasmito Anggoro meraih 6 suara, Parto Sasmito memperoleh 4 suara, sementara Andik Setyobudi tidak mendapatkan suara. Dengan hasil tersebut, Sasmito Anggoro resmi terpilih sebagai Ketua PWI Bojonegoro periode mendatang.

Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim, dalam pemaparannya mendorong agar kepengurusan baru lebih aktif di semua bidang. Ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas melalui pelatihan jurnalistik secara berkelanjutan demi menjaga profesionalitas insan pers.

Lutfil juga menyoroti hubungan baik antara PWI Bojonegoro dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Menurutnya, sinergi itu tercermin dari kehadiran Heri Widodo dalam konferensi tersebut.

“Peran PWI Bojonegoro sangat penting dalam pembangunan. Bojonegoro ini daerah istimewa, memiliki APBD besar, tapi sayangnya Silpa juga besar,” tegasnya.

Konferensi III ini menjadi momentum penting bagi organisasi dalam menentukan arah gerak sekaligus menetapkan figur pemimpin baru yang akan menakhodai PWI Bojonegoro ke depan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bojonegoro Heri Widodo menegaskan bahwa konferensi ini bukan sekadar agenda rutin organisasi, melainkan momentum strategis untuk memperkuat profesionalisme dan marwah pers di daerah.

“PWI selama ini telah menjadi rumah besar bagi wartawan, tempat pembinaan etika, peningkatan kompetensi, serta penguatan integritas jurnalistik.”

 

Ia juga mengingatkan bahwa tantangan pers di era digital semakin kompleks. Arus informasi yang cepat, hoaks, polarisasi media sosial, hingga menurunnya literasi masyarakat menuntut wartawan untuk semakin profesional, kritis, dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.

Menurutnya, di sinilah peran PWI menjadi sangat strategis sebagai penjaga standar, penegak etika, sekaligus pengawal kualitas karya jurnalistik yang akurat, berimbang, dan bertanggung jawab.

“Kami sangat menghargai kontribusi wartawan di Bojonegoro yang selama ini telah menjaga keseimbangan informasi sekaligus memberikan kritik konstruktif agar tata kelola pemerintahan semakin baik,” ujarnya.(*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *